Rabu, 08 Oktober 2014

TUGAS KELOMPOK BIMBINGAN KONSELING KELUARGA





Tugas kelompok                                                                Dosen Pembimbing                 
 Bimbingan Konseling Keluarga                                      M. Fahli Zatra Hadi, S.SOS I 
  
BIMBINGAN KELUARGA


Hasil gambar untuk UINSUSKA RIAU

DISUSUN OLEH :


                                                      1. AHMAD SYARIF
                                                      2. NABIL FATIHIN
                                                      3. REAHLATUSSA'ADAH
                                                      4. MUHAMMAD SAHRAN

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU











DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I..... PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................ 1
C.       Tujuan............................................................................................... 1
BAB II... PEMBAHASAN
A.       PengertianKonselingKeluarga.......................................................... 2
B.       Tujuan Konseling Keluarga.............................................................. 4
C.       Prinsip Konseling Keluarga.............................................................. 5
D.       Perkembangan Konseling Keluarga................................................. 6
E.        Klasifikasi Konseling Keluarga........................................................ 7
BAB III.. PENUTUP
A.       Kesimpulan....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
 












BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam kehidupan sekarang ini setiap orang pasti memiliki masalah. Begitupun dilingkungan sekitar kita terutama didalam keluarga, yang memiliki pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.untuk menyatukan pendapat tersebut maka dibutuhkan konseling keluarga karena konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus.
Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apakah yang dimaksud dengan konseling keluarga?
2.        Apakah tujuan dari konseling keluarga?
3.        Apakah prinsip-prinsip dalam konseling keluarga?
4.        Bagaimana perkembangan konseling keluarga dinegara-negara maju seperti Eropa dan Amerika?
5.        Apa saja klasifikasi dari konseling keluarga?


C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk memberikan pengertian tentang konseling keluarga.
2.      Untuk mengetahui tujuan dari konseling keluarga.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam konseling keluarga.
4.      Untuk mengetahui perkembangan konseling keluarga dinegara maju.
5.      Untuk mengetahui klasifikasi konseling keluarga.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      PengertianKonselingKeluarga
Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari saran-saran yang diterima dari Konselor.
Sedangkan arti dari keluarga adalah suatu ikatan  persekutuan  hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang  hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah  rumah tangga. Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.
Menurut D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor  non keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelompok, yang dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan(Capuzzi,1991).
Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam sistem keluarganya.
Sedangkan Menurut  Cavanagh mendefinisikan konseling sebagai hubungan antara seorang petugas bantuan yang terlatih dengan seseorang yang meminta bantuan, di mana keterampilan petugas bantuan tersebut beserta suasana yang diciptakannya dapat membantu orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain dengan cara yang lebih menghasilkan pertumbuhan.Definisiinimengandungtujuhunsuryaitu:
1)         Petugas bantuan itu merupakan professional yang terlatih. Semakin akademik dan semakin praktis pelatihan yang pernah diikutinya, akan semakin tinggi kemampuanya untuk menangani berbagai macam masalah dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
2)         Konselor memiliki hubungan dengan orang  yang sedang dibantunya. Ini berarti bahwa terdapat sekurang-kurangnya saling pengertian, kepercayaan, penerimaan, dan kerjasama pada tingkat yang memadai. Hubungan professional konseling itu akan tumbuh semakin dalam sejalan dengan bertambahnya waktu yang dipergunakan untuk konseling.
3)         Seorang konselor professional perlu memiliki keterampilan konseling dan kepribadian yangmenunjang.
4)         Seorang konselor membantu orang belajar. Ini berarti bahwa konseling merupakan suatu proses pembelajaran. Melalui proses tersebut orang belajar menghilangkan perilaku maladaptif dan belajar perilaku adaptif sesuai dengan konteksnya. Perilaku maladaptif itu dapat normal ataupun abnormal, tetapi sama-sama dapat mengganggu tercapainya pemenuhankebutuhan dan pertumbuhan.
5)         Orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Ini berarti bahwa konselor membantu orang berhubungan dengan dirinya sendiri secara lebih baik agar dapat menjadi lebih terintegrasi dan dapat menghindari konflik. Belajar berhubungan secara lebih baik dengan orang lain itu penting karena sebagian besar kebutuhan dasar psikologis dapat dipenuhi hanya melalui hubungan interpersonal. Hal ini penting juga karena manusia tidak hanya memiliki tanggung jawab pribadi untuk tumbuh tetapi juga memiliki tanggung jawab social untuk membantu orang lain tumbuh atau sekurang-kurangnya tidak menghambat pertumbuhan orang lain.
6)         Orang belajar berhubungan menuju pertumbuhan yang lebih produktif. Pertumbuhan yang produktif itu mengandung tiga makna. Pertama, ini berarti bahwa orang tumbuh dalam kompetensi intrapersonal dan interpersonal. Kedua, seyogyanya konseling diarahkan untuk membantu pertumbuhan kepribadian dan bukan sekedar menghilangkan gejala-gejala. Ketiga, konseling bukan hanya untuk orang yang mengalami gangguan psikologis, tetapi juga untuk mereka yang normal tetapi mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
7)         Konseling mengandung konotasi hubungan antara seorang konselor dengan seseorang yang meminta bantuan .

B.        Tujuan Konseling Keluarga
Tujuan konseling keluarga adalah menyempurnakan kehidupan dalam keluarga  dengan cara sharing dengan sesama anggota keluarga, yang mana tujuan keluarga ini mencakup dua aspek yaitu tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
a.       Tujuan Umum
Tujuan umum dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan  layanan  yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1.        Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluargamerupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2.        Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
3.        Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
4.        Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
5.        Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
b.    Tujuan Khusus
1.        Untuk meningkatkan  toleransi dan dorongan anggota–anggota keluarga terhadap cara–cara yang istimewa atau keunggulan anggota–anggota lain.
2.        Mengembangkan  toleransi terhadap anggota –anggota keluarga yang mengalami frustasi / kecewa, konflik, dan rasa sedih yang terjadi karena faktor sistem keluarga atau diluar sistem keluarga.
3.        Mengembangkan  motif dan potensi – potensi setiap anggota keluarga dengan cara mendorong,memberi semangat, dan mengingatkan anggota tersebut.
4.        Mengembangkan  keberhasilan persepsi diri orang tua secara realistik dan sesuai dengan anggota – anggota lain.
Adapun tujuan konseling keluarga adalah:
·        Memperlancar komunikasi diantara anggota keluarga
·        Membantu anggota keluarga yang mengalami masalah
·        Konseling keluarga penuh dengan muatan emosional
·        Memanfaatkan konseling individual  untuk menyukseskan tercapainya  tujuan konseling keluarga


C.           Prinsip Konseling Keluarga
Disini ada 4 (empat) prinsip konseling keluarga diantaranya:
1. Keluarga adalah suatu sistem, anggota keluarga yang mana bagianintegral yang satu sama lain saling membutuhkan dan harus salingmendukung
2. Penyimpangan perilaku atau gangguan emosional anggota keluarga disebabkan oleh sistem keluarga yang sakit atau terganggu
3. keluarga adalah suatu kesatuan tetapi masing- masing anggota keluarga mempunyai individu yang memiliki perbedaan individual
4. Landasan serta prinsip keluarga perlu dipahami dan disepakati bersama oleh seluruh anggota keluarga

D.           Perkembangan KonselingKeluarga
Satu cara untuk memahami individu-individu dan keluarga mereka, yaitu dengan cara meneliti perkembangan mereka lewat siklus kehidupan keluarga. Berkesinambungan dan berubah merupakan ciri dari kehidupan keluarga. Sistem keluarga itu mengalami perkembangan setiap waktu. Perkembangan keluarga pada umumnya terjadi secara teratur dan bertahap. Apabila terjadi kemandegan dalam keluarga, hal itu akan mengganggu sistem keluarga.
Dalam keluarga laki-laki dan perempuan dibesarkan dengan perbedaan harapan peranan, pengalaman, tujuan, dan kesempatan. Kesukuan dan pertimbangan sosio-ekonomi juga memengaruhi gaya hidup keluarga. Terlebih dahulu, hal yang harus diperhatikan adalah membantu menentukan bagaimana keluarga itu membentuk nilai-nilai, menetukan pola-pola perilaku, dan menentukan cara-cara mengekspresikan emosi, serta menentukan bagaimana mereka berkembang melalui siklus kehidupan keluarga. Hidup dalam kemiskinan dapat mengikis struktur keluarga dan menciptakan keluarga yang tidakterorganisasi.
Contoh perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari daratan Eropa dan Amerika Serikat. Awal permulaan abad ke 20 berasal dari Eropa, namun perkembangannya lebih semarak pada tahun 60-an dan seterusnya di Amerika.
Perbedaan yang nyata antara Eropa dan Amerika Serikat terletak pada;
1.      Minat pakarnya, yaitu pakar-pakar di Eropa adalah praktisi kedokteran terutama kandungan.Sedangkan di Amerika adalah ahli sosiologi, psikologi, dan antropologi.
2.      Pasien keluarga di Eropa lebih banyak suami istri yang bermasalah dalam hal-hal seksual. Sedangkan di Amerika masalah keluarga adalah gabungan yaitu maslah suami istri dan masalah keluarga.
3.      Dukungan masyarakat terhadap konseling keluarga lebih luas di Amerika dari pada  Eropa. Sedangkan masayarakat Amerika adalah sekuler dan bebas menentukan pilihan.

E.            Klasifikasi Konseling Keluarga
Menurut Halley (1962) dalam proses perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi orientasi praktis, lebih menekankan bahwa kebenaran tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling dilapangan. Ada beberapa aliran yang berorientasi praktis yaitu:
a.              The dignified school of family
Aliran ini menghargai martabat manusia, artinya konselor menimbang secaraadil dengan memperhatikan sumber konflik dalam keluarga, misalnya denganmendengarkankeluhan secara langsung danmengadakanperundingan dengananggota keluarga.
b.             Dynamic psychodynamic school of family diagnosis
Aliran ini menekankan kepada fungsi diagnostik terhadap anggota keluarga,dan konselor berperan aktif dalam menemukan perbedaan-perbedaan di antaraanggota keluarga.
c.              Chuck it and run
Aliran ini merangsang konflik antar anggota keluarga, kemudian setelahkonflik muncul maka konselor mengamati cara-cara mereka dalam menyelesaikankonflik dengan cara merekam atau mengamati melalui kaca tembus sebelah.
d.             Great mother school
Aliran ini menekankan pada penerimaan individu dan sikap para anggotakeluarga, dan mengusahakan terciptanya hubungan yang saling mempercayai antar anggota keluarga.


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
1.             Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.
2.             Tujuan konseling keluarga adalah menyempurnakan kehidupan dalam keluarga  dengan cara sharing dengan sesama anggota keluarga, yang mana tujuan keluarga ini mencakup dua aspek yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
3.      prinsip konseling keluarga diantaranya:
1. Keluarga adalah suatu sistem, anggota keluarga yang mana bagianintegral yang satu sama lain saling membutuhkan dan harus salingmendukung
2. Penyimpangan perilaku atau gangguan emosional anggota keluarga disebabkan oleh sistem keluarga yang sakit atau terganggu
3. keluarga adalah suatu kesatuan tetapi masing- masing anggota keluarga mempunyai individu yang memiliki perbedaan individual
4. Landasan serta prinsip keluarga perlu dipahami dan disepakati bersama oleh seluruh anggota keluarga
4.             Perkembangan keluarga pada umumnya terjadi secara teratur dan bertahap. Apabila terjadi kemandegan dalam keluarga, hal itu akan mengganggu sistem keluarga.
5.             Perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi orientasi praktis, lebih menekankan bahwa kebenaran tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling dilapangan.




DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin Mahmud & Kustiah Sunarty.2006.Dasar-dasar Bimbingan & Konseling Keluarga.Makassar:Samudra Alif-MIM
Friedman M. Marilyn, 1998, Keperawatan keluarga-teori dan praktik, edisi 3, EGC, Jakarta.
Wright, L.M., & Leahey, M., 2000, Nurses and Families: a guide to family assessment and intervention, 3rd ed, F.A. Davis Company, Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar