Tugas kelompok Dosen Pembimbing
Bimbingan Konseling Keluarga M. Fahli Zatra Hadi, S.SOS I
BIMBINGAN KELUARGA
DISUSUN OLEH :
1. AHMAD SYARIF
2. NABIL FATIHIN
3. REAHLATUSSA'ADAH
4. MUHAMMAD SAHRAN
4. MUHAMMAD SAHRAN
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I..... PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 1
C.
Tujuan............................................................................................... 1
BAB II... PEMBAHASAN
A.
PengertianKonselingKeluarga.......................................................... 2
B. Tujuan
Konseling Keluarga.............................................................. 4
C.
Prinsip Konseling Keluarga.............................................................. 5
D.
Perkembangan Konseling Keluarga................................................. 6
E.
Klasifikasi Konseling Keluarga........................................................ 7
BAB III.. PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan
sekarang ini setiap orang pasti memiliki masalah. Begitupun dilingkungan
sekitar kita terutama didalam keluarga, yang memiliki pendapat yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya.untuk menyatukan pendapat tersebut maka
dibutuhkan konseling keluarga karena konseling keluarga pada dasarnya merupakan
penerapan konseling pada situasi yang khusus.
Konseling keluarga ini secara
memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan konseling
keluarga?
2.
Apakah tujuan dari konseling keluarga?
3.
Apakah prinsip-prinsip dalam konseling
keluarga?
4.
Bagaimana perkembangan konseling
keluarga dinegara-negara maju seperti Eropa dan Amerika?
5.
Apa saja klasifikasi dari konseling
keluarga?
C. Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
Untuk memberikan pengertian tentang
konseling keluarga.
2.
Untuk mengetahui tujuan dari konseling
keluarga.
3.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam
konseling keluarga.
4.
Untuk mengetahui perkembangan konseling
keluarga dinegara maju.
5.
Untuk mengetahui klasifikasi konseling
keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianKonselingKeluarga
Konseling adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada seseorang konseli atau
sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem) untuk
mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau
sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan
memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari
saran-saran yang diterima dari Konselor.
Sedangkan arti
dari keluarga adalah suatu ikatan
persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan
konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan
pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.
Menurut D. Stanton konseling
keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non keluarga, yaitu konseling keluarga
sebagai sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelompok, yang
dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan(Capuzzi,1991).
Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam sistem keluarganya.
Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam sistem keluarganya.
Sedangkan Menurut Cavanagh mendefinisikan konseling sebagai
hubungan antara seorang petugas bantuan yang terlatih dengan seseorang yang
meminta bantuan, di mana keterampilan petugas bantuan tersebut beserta suasana
yang diciptakannya dapat membantu orang belajar berhubungan dengan dirinya
sendiri dan dengan orang lain dengan cara yang lebih menghasilkan pertumbuhan.Definisiinimengandungtujuhunsuryaitu:
1)
Petugas
bantuan itu merupakan professional yang terlatih. Semakin akademik dan semakin
praktis pelatihan yang pernah diikutinya, akan semakin tinggi kemampuanya untuk
menangani berbagai macam masalah dengan tingkat keparahan yang bervariasi.
2)
Konselor
memiliki hubungan dengan orang yang
sedang dibantunya. Ini berarti bahwa terdapat sekurang-kurangnya saling
pengertian, kepercayaan, penerimaan, dan kerjasama pada tingkat yang memadai.
Hubungan professional konseling itu akan tumbuh semakin dalam sejalan dengan
bertambahnya waktu yang dipergunakan untuk konseling.
3)
Seorang
konselor professional perlu memiliki keterampilan konseling dan kepribadian yangmenunjang.
4)
Seorang
konselor membantu orang belajar. Ini berarti bahwa konseling merupakan suatu
proses pembelajaran. Melalui proses tersebut orang belajar menghilangkan
perilaku maladaptif dan belajar perilaku adaptif sesuai dengan konteksnya.
Perilaku maladaptif itu dapat normal ataupun abnormal, tetapi sama-sama dapat mengganggu
tercapainya pemenuhankebutuhan dan pertumbuhan.
5)
Orang
belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Ini berarti
bahwa konselor membantu orang berhubungan dengan dirinya sendiri secara lebih
baik agar dapat menjadi lebih terintegrasi dan dapat menghindari konflik.
Belajar berhubungan secara lebih baik dengan orang lain itu penting karena sebagian
besar kebutuhan dasar psikologis dapat dipenuhi hanya melalui hubungan
interpersonal. Hal ini penting juga karena manusia tidak hanya memiliki
tanggung jawab pribadi untuk tumbuh tetapi juga memiliki tanggung jawab social
untuk membantu orang lain tumbuh atau sekurang-kurangnya tidak menghambat
pertumbuhan orang lain.
6)
Orang
belajar berhubungan menuju pertumbuhan yang lebih produktif. Pertumbuhan yang
produktif itu mengandung tiga makna. Pertama, ini berarti bahwa orang tumbuh
dalam kompetensi intrapersonal dan interpersonal. Kedua, seyogyanya konseling
diarahkan untuk membantu pertumbuhan kepribadian dan bukan sekedar
menghilangkan gejala-gejala. Ketiga, konseling bukan hanya untuk orang yang
mengalami gangguan psikologis, tetapi juga untuk mereka yang normal tetapi
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya.
7)
Konseling
mengandung konotasi hubungan antara seorang konselor dengan seseorang yang
meminta bantuan .
B.
Tujuan Konseling Keluarga
Tujuan konseling keluarga adalah menyempurnakan kehidupan
dalam keluarga dengan cara sharing dengan sesama anggota keluarga, yang mana tujuan keluarga ini mencakup dua aspek yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
a.
Tujuan
Umum
Tujuan
umum dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan
yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan
sebagai berikut:
1.
Membantu
anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluargamerupakan hasil
pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
2.
Membantu anggota keluarga dapat
menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah,
dia akan dapat memberikan pengaruh, baik pada persepsi, harapan, maupun
interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
3.
Upaya
melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan
tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
4.
Mengembangkan
rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga
yang lain.
5.
Membantu
anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi
maksimal.
b. Tujuan Khusus
1.
Untuk
meningkatkan toleransi dan dorongan
anggota–anggota keluarga terhadap cara–cara yang istimewa atau keunggulan
anggota–anggota lain.
2.
Mengembangkan toleransi terhadap anggota –anggota keluarga
yang mengalami frustasi / kecewa, konflik, dan rasa sedih yang terjadi karena
faktor sistem keluarga atau diluar sistem keluarga.
3.
Mengembangkan motif dan potensi – potensi setiap anggota
keluarga dengan cara mendorong,memberi semangat, dan mengingatkan anggota
tersebut.
4.
Mengembangkan keberhasilan persepsi diri orang tua secara
realistik dan sesuai dengan anggota – anggota lain.
Adapun
tujuan konseling keluarga adalah:
·
Memperlancar
komunikasi diantara anggota keluarga
·
Membantu
anggota keluarga yang mengalami masalah
·
Konseling
keluarga penuh dengan muatan emosional
·
Memanfaatkan
konseling individual untuk menyukseskan tercapainya tujuan
konseling keluarga
C.
Prinsip
Konseling Keluarga
Disini ada 4 (empat) prinsip konseling keluarga diantaranya:
1. Keluarga adalah suatu sistem, anggota
keluarga yang mana
bagianintegral yang satu sama lain saling membutuhkan dan harus salingmendukung
2.
Penyimpangan perilaku atau gangguan emosional anggota keluarga disebabkan oleh
sistem keluarga yang sakit atau terganggu
3.
keluarga adalah suatu kesatuan tetapi masing- masing anggota keluarga mempunyai individu yang memiliki perbedaan
individual
4.
Landasan serta prinsip keluarga perlu dipahami dan disepakati bersama oleh
seluruh anggota keluarga
D.
Perkembangan KonselingKeluarga
Satu cara untuk
memahami individu-individu dan keluarga mereka, yaitu dengan cara meneliti
perkembangan mereka lewat siklus kehidupan keluarga. Berkesinambungan dan
berubah merupakan ciri dari kehidupan keluarga. Sistem keluarga itu mengalami
perkembangan setiap waktu. Perkembangan keluarga pada umumnya terjadi secara
teratur dan bertahap. Apabila terjadi kemandegan dalam keluarga, hal itu akan
mengganggu sistem keluarga.
Dalam keluarga
laki-laki dan perempuan dibesarkan dengan perbedaan harapan peranan,
pengalaman, tujuan, dan kesempatan. Kesukuan dan pertimbangan sosio-ekonomi
juga memengaruhi gaya hidup keluarga. Terlebih dahulu, hal yang harus
diperhatikan adalah membantu menentukan bagaimana keluarga itu membentuk
nilai-nilai, menetukan pola-pola perilaku, dan menentukan cara-cara
mengekspresikan emosi, serta menentukan bagaimana mereka berkembang melalui
siklus kehidupan keluarga. Hidup dalam kemiskinan dapat mengikis struktur
keluarga dan menciptakan keluarga yang tidakterorganisasi.
Contoh perkembangan konseling keluarga di dunia berasal dari
daratan Eropa dan Amerika Serikat. Awal permulaan abad ke 20 berasal dari Eropa, namun perkembangannya lebih semarak
pada tahun 60-an dan seterusnya di Amerika.
Perbedaan yang nyata antara Eropa dan Amerika Serikat
terletak pada;
1. Minat pakarnya, yaitu pakar-pakar di
Eropa adalah praktisi kedokteran terutama kandungan.Sedangkan di Amerika adalah
ahli sosiologi, psikologi, dan antropologi.
2. Pasien keluarga di Eropa lebih
banyak suami istri yang bermasalah dalam hal-hal seksual. Sedangkan di Amerika
masalah keluarga adalah gabungan yaitu maslah suami istri dan masalah keluarga.
3. Dukungan masyarakat terhadap
konseling keluarga lebih luas di Amerika dari pada Eropa. Sedangkan
masayarakat Amerika adalah sekuler dan bebas menentukan pilihan.
E.
Klasifikasi
Konseling Keluarga
Menurut Halley (1962) dalam proses perkembangan konseling keluarga
terdapat dua dimensi orientasi praktis, lebih menekankan bahwa kebenaran
tentang perilaku tertentu diperoleh dari pelaksanaan proses konseling
dilapangan. Ada beberapa aliran yang berorientasi praktis yaitu:
a.
The dignified school of family
Aliran ini menghargai martabat manusia, artinya konselor
menimbang secaraadil dengan memperhatikan sumber konflik dalam keluarga,
misalnya denganmendengarkankeluhan secara langsung danmengadakanperundingan
dengananggota keluarga.
b.
Dynamic psychodynamic school of family
diagnosis
Aliran ini
menekankan kepada fungsi diagnostik terhadap anggota keluarga,dan konselor
berperan aktif dalam menemukan perbedaan-perbedaan di antaraanggota keluarga.
c.
Chuck it and run
Aliran ini merangsang konflik antar anggota keluarga,
kemudian setelahkonflik muncul maka konselor mengamati cara-cara mereka dalam
menyelesaikankonflik dengan cara merekam atau mengamati melalui kaca tembus
sebelah.
d.
Great mother school
Aliran ini
menekankan pada penerimaan individu dan sikap para anggotakeluarga, dan
mengusahakan terciptanya hubungan yang saling mempercayai antar anggota
keluarga.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Konseling
keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus.
Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan
dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannyamelibatkananggotakeluarga.
2.
Tujuan konseling keluarga adalah menyempurnakan kehidupan
dalam keluarga dengan cara sharing dengan sesama anggota keluarga, yang mana tujuan keluarga ini mencakup dua aspek yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
3.
prinsip
konseling keluarga diantaranya:
1. Keluarga adalah suatu sistem, anggota
keluarga yang mana
bagianintegral yang satu sama lain saling membutuhkan dan harus salingmendukung
2. Penyimpangan perilaku atau
gangguan emosional anggota keluarga disebabkan oleh sistem keluarga yang sakit
atau terganggu
3. keluarga adalah suatu kesatuan
tetapi masing- masing anggota keluarga mempunyai individu yang memiliki perbedaan
individual
4. Landasan serta prinsip keluarga
perlu dipahami dan disepakati bersama oleh seluruh anggota keluarga
4.
Perkembangan keluarga pada umumnya
terjadi secara teratur dan bertahap. Apabila terjadi kemandegan dalam keluarga,
hal itu akan mengganggu sistem keluarga.
5.
Perkembangan konseling keluarga terdapat dua dimensi
orientasi praktis, lebih menekankan bahwa kebenaran tentang perilaku tertentu
diperoleh dari pelaksanaan proses konseling dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alimuddin Mahmud & Kustiah Sunarty.2006.Dasar-dasar
Bimbingan & Konseling Keluarga.Makassar:Samudra Alif-MIM
Wright, L.M., & Leahey, M., 2000, Nurses and Families: a guide to
family assessment and intervention, 3rd ed, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar